Selasa, 12 Juni 2012

Kepulauan Sangihe
Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara,Indonesia. Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Kepulauan Sangihe danTalaud pada tahun 2000. Ibu kota kabupaten ini adalah Tahuna. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.012,94 km² dan berpenduduk sebanyak 129.609 jiwa (2008).
Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007, sebagian wilayah Kabupaten Sangihe dimekarkan menjadi kabupaten baru, yaitu Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau disingkat Kabupaten Sitaro yang diresmikan pada tanggal 23 Mei 2007.
Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak di antara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao, (Filipina) serta berada di bibir Samudera Pasifik. Wilayah kabupaten ini meliputi 3 klaster, yaitu Klaster Tatoareng, Klaster Sangihe dan Klaster Perbatasan.
Arti lambang daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, adalah sebagai berikut :
  1. SOMAHE KAI KEHAGE adalah semboyan yang mengandung arti Semakin besar tantangan yang kita hadapi, semakin gigih kita menghadapi tantangan sambil memohon kekuatan dari Tuhan, pasti akan beroleh hasil yang gilang gemilang.
  2. Dasar lambang adalah sebuah segi lima sama sisi yang merupakan stilisasi dari perisai (KELUNG) mengandung makna sebagai pelindung, sebagaimana dipakai dalam tari-tarian adat Sangihe seperti Tari Salo, Tari Upase, Tari Alabadiri dan Tari Ransansahabe. Bagi seorang pahlawan perisai itu dipuja dan disanjung serta diagungkan karena perisai adalah bagian dari kemenangan. Dasar lambang diberi warna biru laut, menggambarkan bahwa daerah Kepulauan Sangihe adalah Daerah Maritim.
  3. Bunga Pala, Bunga kelapa dan Cengkih, adalah pelambang kemakmuran sebab hasil utama dari daerah Sangihe adalah Kelapa, Pala dan Cengkih.Warna Kuning Emas sebagai Lambang Kebahagiaan rakyat yang bersumber dari hasil bumi.
  4. Bintang, Sebagaimana Bintang dalam Lambang Negara Republik Indonesia adalah pelambang Ketuhanan Yang Maha Esa, di Daerah Sangihe yang merupakan bagian dari Negara Republik Indonesia, Bintang adalah dasar kehidupan, karena Bintang adalah penunjuk jalan yaitu Bintang Polaris yang terletak 4º - 5º di kutub utata yang dalam bahasa daerah disebut Bituing Punge dan Bituing Kadademahe atau Bintang Fajar sebagai penunjuk waktu.
  5. Perahu Bininta, Bininta adalah perahu Jaman Dahulu yang dipakai oleh masyarakat pribumi dalam segala kepentingannya. Sebagai alat transportasi antar pulau, sebagai perahu perang yang sangat ulet sebab antara haluan dan buritan sama. Perahu Bininta mempunyai atribut yang mendasar seperti Ular Naga yang terpasang pada bagian depan, belakang dan tengah, Naga mengandung latar belakang religius bagi leluhur. Bininta adalah Lambang Persatuan, Bininta adalah lambang Kemakmuran dan Bininta adalah Lambang Pertahanan.
  6. Pita Merah Putih: Warna merah adalah lambang keberanian dan bagi masyarakat sangihe warna merah putih mengandung hikmah religius dimana agama primitif seperti Mesundeng, Metipu dan juga dalam peperangan Ampuang serta para pahlawan mengenakan pakaian yang berwarna merah dengan maksud lebih mendekatkan diri kepada pemberi kekuatan dan kehidupan, sedangkan warna putih biasanya dipakai sebagai saputangan untuk memanggil kepada Yang Memberi Kekuatan agar datang.
Daftar Objek Wisata di Pulau Siau, Kabupaten SITARO

Kabupaten Sitaro merupakan salah satu daerah otonom yang berada dalam wilayah administrasi provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten yang baru 4 tahun memisahkan diri dari Kabupaten Sangihe sebagai induknya ini, menyimpan potensi wisata yang perlu dikembangkan.
Jika sampai saat ini ketersediaan sarana dan prasarana penunjang ke destinasi wisata itu belum tersedia secara memadai harap dimaklumi, karena Pemkab Sitaro sendiri masih berkonsentrasi terhadap pembangunan Infrastruktur lainnya.
SITARO sendiri merupakan akronim dari Siau, Tagulandang dan Biaro. Nama 3 pulau terbesar di kabupaten kepulauan itu.  Pulau Siau sendiri merupakan pusat pemerintahan sekaligus sebagai pulau yang dikenal dengan Komoditas Pala terbaik di dunia.
Dalam postingan kalin ini, saya mencoba menginventaris tempat-tempat yang layak dijadikan destinasi di Pulau Siau yang eksotis tersebut. Pada kesempatan lain saya akan inventarisir destinasi di Pulau Tagulandang dan Biaro.
Berikut daftarnya:

Gunung Karangetang yang berada di kabupaten ini adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan letusan sebanyak lebih dari 40 kali sejak tahun 1675 serta ada banyak kali letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah. Pada tanggal 8 Desember 2009 terjadi bencana banjir bandang di Pulau Siau.

PULAU MAKALEHI
Pulau makalehi berada dibawah atministrasi Kecamatan Siau Barat. Pulau ini merupakan pulau terluar dari Kecamatan SITARO, bahkan merupakan salah satu dari 92 pulau terluar Indonesia.
Luas pulau makalehi +300 Ha. Kawah dari pulau ini membentuk sebuah danau yang sangat indah. Hampir seluruh masyarakat makalaehi hidup disekitaran danau ini. Danau ini juga merupakan sumber air kehidupan bagi masyarakat makalehi.
Di bebukitan diatas danau ini terdapat sekumpulan tengkorak yang terselubung. Tembo Yonding. Demikian masyarakat menamakannya. Mitos keberadaan tengkorak-tengkorak ini dipercayai sebagai penjaga dari pulau makalehi ini. Masyarakat Makalehi percaya, jika sekumpulan tengkorak ini diganggu  akan mendatangkan angin ribut lokal yang mengakibatkan gelombang laut yang berbahaya bagi nelayan. Terlepas dari itu, pulau makalehi menawarkan sejuta esplorasi alam yang menantang.


Tengkorak Tembo Yonding
Monumen Pembantaian Korban  Melawan Jepang 22 Juni 1945 Makalehi







Danau Kapeta terletak diatas Gunung Kapeta, Kecamatan Siau Barat Selatan. 
Danau Kapeta, sebenarnya adalah sebuah danau yang berukuran kecil. Sebagai Sumber Air Minum dan Sumber airnya sendiri berasal dari mata air.



Tengkorak Tembo Yonding
Monumen Pembantaian Korban  Melawan Jepang 22 Juni 1945 Makalehi







Danau Kapeta terletak diatas Gunung Kapeta, Kecamatan Siau Barat Selatan. 
Danau Kapeta, sebenarnya adalah sebuah danau yang berukuran kecil. Sebagai Sumber Air Minum dan Sumber airnya sendiri berasal dari mata air.




Tengkorak Tembo Yonding
Monumen Pembantaian Korban  Melawan Jepang 22 Juni 1945 Makalehi







Danau Kapeta terletak diatas Gunung Kapeta, Kecamatan Siau Barat Selatan. 
Danau Kapeta, sebenarnya adalah sebuah danau yang berukuran kecil. Sebagai Sumber Air Minum dan Sumber airnya sendiri berasal dari mata air.



Daerah Buise

Pantai Taman Laut Balirangen 

Pantai Kalihiang


Pantai Pulau Pahepa

Pantai Manupitaeng

Salah satu pulau yang tak berpenghuni adalah Palau Mahoro. Berada pada garis paling luar peta administrasi Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro, Pulau Mahoro menjadi titik paling timur dari kabupaten yang baru berusia 2 tahun ini.
Dengan perahu nelayan bermesin katinting, Pulau Mahoro dapat dijangkau dalam waktu sekitar 90 menit dari Pelabuhan Ulu Siau. Jika kita dapat menyewa speed boat, Pulau yang tersembunyi di balik Pulau Buhias ini dapat dijangkau hanya dalam waktu 15 menit.
Lepas dari Pelabuhan Ulu Siau, perjalanan akan dilatar belakangi oleh Gunung Api Karangetang. 



Di pulau ini terdapat pantai pasir putih dengan air biru yang jernih, dangkal dan tidak berarus sehingga tidak menakutkan untuk dijadikan lokasi mandi bagi siapapun termasuk anak-anak. Terumbu karang sudah bisa ditemui pada kedalaman lebih dari 1 meter dilokasi ini. Lokasi itu berjarak hanya sekitar 3 meter dari bibir pantai Pulau Mahoro.






Sunset di Pulau Mahoro


Sarang Burung Walet di Pulau Mahoro
Di bagian barat pulau ini terdapat goa yang menjadi sarang burung walet yang hanya bisa dimasuki pada saat air surut sedangkan pada saat air pasang mulut goa ini tertutup oleh air laut.Goa sarang burung walet ini juga menjadi salah satu daya tarik Pulau Mahoro.




Makam Raja LOKONGBANUA

Monumen Peristiwa Merah Putih  1 Januari 1946 – Kamp. Peling

Pala, bagi orang Sitaro (terutama yang tinggal di Pulau Siau) layaknya warisan emas. Tidaklah mengherankan, sebab tanaman tahunan ini menjadi penghasil komoditi andalan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Selain Gunung Api Karangetang, pala juga merupakan ikon bagi Pulau Siau.






3 komentar:

  1. Siau sangat memilki prospek yang sangat baik ke depannya. Tapi sayang pemerintah kabupaten belum maksimal memoles pulau tercinta ini.Kedepannya saya berharap pemerintah lebih bekerja keras dalam membangun kultur budaya yang mencerdaskan masyarakat khususnya Masyarakat SITARO. Contoh, Harga pala harus stabil, tidak mengalami penurunan bahkan, lebih baik lagi jika harga komoditi tersebut terus meningkat sesuai dengan permintaan dunia internasional, bersambung...coz..Class dimulai...

    BalasHapus
  2. keren sis !
    btw, gimana caranya pergi ke sana kalau dari jakarta?

    BalasHapus
  3. Wah, banyak Keindahan tersembunyi di kepulauan Indonesia.... lets kawan mari mulai mengenalkan nya kepada para traveler, kalo Indonesia itu kaya bidaya,alam dan wisata yang eksotic...

    BalasHapus